fake

Pura-pura
Bohong
Menyembunyikan
Tidak berkata yang sebenanrnya...
Semuanya merujuk ke hal yang sama... Palsu.

Sejuta alasan bisa dikeluarkan untuk menutupi keadaan yang palsu. Satu alasan akan menutupi alasan lainnya dan menciptakan emosi tersendiri bagi si palsu atau lingkungannya. Tidak tahu juga apa yang menjadi tujuan si palsu. Tapi bagaimana kalau hidup palsu.... atau bagian yang lebih kecil... senyuman palsu. Baik... sebenarnya kenapa juga harus bahas palsu?

Kata itu terlintas di benak di malam buta ini. Sementara yang lain beristirahat memejamkan mata dan membayangkan hari yang lebih baik, sikap optimis, dan ya tentu saja... besok JUMAT! yay! 1 skor untuk berpesta! Sy pun begitu... Sama seperti yang lain... berharap besok menjadi hari yang lebih baik. Optimis? Boleh bilang begitu. Positif? Baiklah kalau bisa dianggap seperti itu.

Kata orang, senyum itu sangat menawan... Apalagi kalau yang empunya bibir itu wanita. Pria menunggu satu garis menyungging di sisi bibir sang wanita dan katanya lagi, terkadang senyum itu membuat pria sejenak melupakan masalahnya. Lalu katanya lagi, senyum itu membawa kebahagian terlebih diimbangi gelak tawa yang renyah... BLAS ! Semua orang mendapat euphoria yang hebat dan umur tambah 1 dari senyuman.

Apa yang salah kalau tersenyum? Tentu tidak ada yang salah. Senyum itu tulus. Senyum itu ibadah katanya. Harus selalu tuluskah? Bagaimana senyum palsu? Tidak termasuk ibadah? Org Belanda mungkin akan bilang non-sen!

Memaknai hidup itu sulit. Bagaimana menemukan esensi dari hidup, tujuan, ah sy tidak akan membahas Frankl toh malam buta begini dan mungkin sudah terlempar di negeri manakah teori Frankl itu. Atau teori Maslow tentang kebutuhan manusia... Atau Carl Jung..? Tidaaaakkkkk. Postingan ini hanya iseng koq dan tempat ngalur ngidul ga tau ngapain dan kemana hehe

Hidup itu indah. Betul ! Terlebih kalau cantik/tampan, pintar, kaya ... ow ! Katanya, uang tidak bisa membeli kebahagiaan, tapi katanya lagi uang bisa membeli barang-barang yang bisa membuat kita senang hehe. Ya uang salah satu yang membuat masalah/berkat dalam hidup. Tapi sepertinya tidak hanya uang... Banyak hal, seperti passion? Gairah terpendam....

Teman sy pernah berkata, "Bukan gaji yang g incer, tapi kenyamanan"; yang lain bilang "Yang penting mah gaji", ada lagi yang bilang "Jabatan penting untuk aktualisasi diri". Ya semuanya dapat nilai 100. Semua orang bebas berpendapat dan mempunyai prinsip. yang tidak boleh adalah memaksa prinsip kita ke orang lain. Seakan-akan mereka benar dan berusaha mengkoreksi. Yang paling parah kalau sudah bawa unsur kerohanian.

Setiap orang punya prinsip tersendiri, bagaimana mereka memandang sesuatu hal dari kacamata, lensa kotak, atau lasiknya masing-masing. Kita ga bisa memaksa yang berkacamata pakai lensa karena mungkin iritasi, atau memaksa yang lensa kotak minta dilasik karena mehong dunk ah... atau si lasik disuru pk kacamata aja, yahhh punya duit knp ga lasik. Intinya semua berada pada porsi dan tempatnya masing-masing. Hidup masing-masing berisi 1 paket berkat dan 1 paket masalah.

Ya! Masalah... Setiap orang punya masalah. Sy punya masalah, ada yang selesai dan banyak yang tidak terselesaikan. Untuk yang tidak terselesaikan mengundang pusing yang sudah resmi memperistri rasa lelah sehingga melahirkan stress. Sy stres setiap hari memikirkan masalah yang tidak selesai dan tidak tahu menyelesaikannya. Sy punya kunci jawaban tapi serasa di depan, belakang, kiri, kanan sy ada guru yang mengawasi sehingga sy ga bisa pakai kunci jawaban itu untuk diisi di lembar ujian.

Pertanyaan, apakah sy yang stres ini harus meraung-raung setiap hari? Balik lagi ke kata orang, sahabat terbaik adalah ketika kita bisa menjadi diri kita yang sebenarnya. Oke diri sy yang sebenarnya adalah pribadi yang maunya diam dudu merenung nangis cerita nangis lagi dan lagi dan lagi sampai nantinya didemo pasukan go green karena brp banyak tisu yang dibuang menghapus air mata. Lalu siapa sahabat yang betah dekat sy yang seperti itu?

Kata orang lagi, sahabat harus dapat membuat kita mengeluarkan hal terbaik. Hm masuk akal... Tapi cape juga ya tugas sahabat yang harus jadi psikolog ala Rogers. Sy jadi kasian sama sahabat-sahabat sy. Jadi sy putuskan memasang senyuman di wajah sy dan mengesampingkan masalah sy supaya bisa fokus setiap harinya walaupun sering heng dan eror, berusaha menemukan hal-hal lucu dan sesekali menertawai diri sy ketika salah yaa dengan begitu orang akan suka dekat sy.

Salahkah? Balik ke paragraf mengenai persepsi, menurut sy tidak salah. Mungkin palsu, tapi dengan berlatih tampaknya yang palsu itu bisa jadi KW dan super AAA. Membuat sy melupakan masalah dengan bercanda dan pergi jalan-jalan.

Jadi inilah sy.... si palsu yang sedang menggunakan senyum palsu :)
Sampai kapan? Hmmm... Can't answer that. Tapi sy cukup bersyukur dengan semua keberadaan masalah dan berdoa semoga sy bisa ambil kunci jawaban itu.

Ada renungan yang sy baca berkata "Doa memang jawaban. Tapi untuk mendapat penyegaran tidak hanya dilakukan dengan berdoa, bisa dengan jalan-jalan atau dengan aktivitas lainnya"
Sy setuju :)
Jadi, pray for refresh my soul, sleep for refresh my body, and play for refresh my mind :)
Have faith but don't fake for this one !